2012-03-22

Rok mini turun, BBM naik !!!

Ditengah maraknya pembahasan mengenai rencana naiknya BBM, DPR juga membuat aturan baru (yang menurut gw agak ga banget) yaitu mengenai rok mini. DPR melarang keberadaan rok mini di gedung mewah itu. Alasan nya sih karena rok mini dianggap tidak sesuai dengan budaya negara kita yang merupakan negara timur yang harus selalu menjaga norma-norma. Namun hal tersebut menurut beberapa perempuan yang bekerja sebagai staf ahli maupun anggota Dewan, aturan tersebut tidak perlu dibuat karena selama ini cara berpakaian wanita yang berada di gedung DPR masih dalam batas kesopanan. Haduuh agak aneh ya, orang2 ber-otak saja cara pakaian nya diatur, apa bedanya sama anak2 TK??. Mungkin rok mini merupakan penyegaran bagi kepala mereka yang sedang pusing, tapi tidak menutup kemungkinan ada juga diantara mereka yang justru tambah pusing ketika di suguhi rok mini didepannya.


Sebenarnya yang pusing saat ini adalah rakyat kecil yang sebentar lagi akan merasakan dampak kenaikan BBM.  Sepanjang dua periode pemerintahan, tercatat Presiden SBY sudah 3 kali pernah menaikkan harga BBM. Harga BBM jenis premium diperkirakan akan meroket hingga Rp 6-7 ribu/liter. Setiap kali BBM akan dinaikkan, asumsi dan logika pemerintah tidak pernah berubah, dari dahulu selalu bersandar pada kenaikan minyak dunia, semakin beratnya beban subsidi yang harus ditanggung negara, dan alasan2 tidak kreatif lain nya. Klo benar demikian kenapa kenaikan BBM selalu memunculkan keributan dengan banyaknya aksi demo diseluruh nusantara??, bahkan di DPR sendiri terjadi pro kontra. Dipastikan klo benar pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, akan memberikan efek ganda (efek domino) pada kehidupan riil masyarakat. Harga2 komoditi lainnya akan ikut melambung. Dan biaya hidup masyarakat akan semakin tinggi. Apa yang harus mereka perbuat coba? Untuk makan sehari2 saja sudah sulit. Ibarat pribahasa hidup segan mati pun tak mau. Meski kenaikan BBM oleh pemerintah direncanakan hanya berlangsung selama 9 bulan, tapi apa yakin harga bahan kebutuhan pokok yang ikut naik bersama harga BBM akan turun setelah 9 bulan mendatang??.

Lalu adakah solusi lain selain menaikkan harga BBM ketika harga minyak dunia naik?. Ayo lah jangan hanya demo dan sibuk koar2 menyalahkan pemerintah, tapi disuruh cari solusi malah hanya duduk anteng. Apa lagi untuk para pengguna almamater yang sibuk ber-orasi diiringi aksi2 anarkis yang sama sekali tidak mencerminkan ke-cerdas-an nya. Selama ini pemerintah berulang kali memutuskan kenaikan BBM dengan alasan tidak ada solusi lain yang terbaik selain menaikkan harga BBM.  Pemerintah berupaya untuk menguragi subsidi BBM untuk meringankan APBN negara. Tapi sepertinya alasan ini kurang tepat. Karena penambahan pendapatan negara menurut RUU APBNP 2012 ada dari beberapa sumber yang bisa dimanfaatkan pemerintah.

Beberapa opsi solusi pun bermunculan:
1.    Apabila ada penambahan dari migas, dan penerimaan pendapatan lain seperti pajak perdagangan internasional Rp 4 triliun, hasil penghematan anggaran K/L sebesar Rp18 triliun. Dana tersebut sudah lebih dari cukup untuk membiayai subsidi BBM dan LPG dari Rp123,6 triliun menjadi Rp137,4 triliun.
2.    Memperbanyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas, sebagai alternatif bahan bakar bagi masyarakat.
3.    Memperbaiki sarana pra-sarana dan infrastruktur agar peghasilan masyarakat bisa meningkat. Dengan begitu maka akan meningkatkan daya beli masyarakat. Jika daya beli masyarakat telah tinggi barulah kenaikan BBM dinilai tepat untuk diterapkan.
4.    Membuka kran bagi kebebasan setiap pengusaha pribumi bergerak dalam bidang industri BUMN. Harapannya, masalah harga BBM tidak melulu menjadi kebijakan strategis dan otoriter bagi pemerintah. Melainkan menjadi kebijakan pasar yang lebih demokratis, sebagaimana harga beras dan harga air mineral.
5.    Memaksimalkan berbagai penelitian dan inovasi yang bisa menginspirasi adanya sumber bahan bakar baru di Indonesia. Wilayahnya ini merupakan tanggung jawab para peneliti dan akademisi kampus. Seyogyanya mereka semakin intensif dalam menggalakkan penelitian-penelitian revolusioner di masa mendatang.

Satu hal yang patut kita pertanyakan adalah, mengapa di tengah harga BBM yang mahal, dan akan terus mengalami kenaikan harga, justru permintaan masyarakat akan kendaraan motor dan mobil pribadi terus mengalami peningkatan tajam?? Lantas mana yang benar dan sahlah, adanya rencana kenaikan harga BBM mestinya memberi efek jera kepada para calon pembeli dan pengusaha kendaraan bermotor dalam membatasi jumlah produksinya, tetapi kenapa malah berlaku hukum sebaliknya??. Ataukah ada rencana kenaikan harga BBM itu hanya sebagai strategi politik para pejabat negara (antara pejabat eksekutif dan yudikatif) untuk menaikkan gaji mereka dan memberikan peluang manis bagi mereka melakukan praktik-praktik korupsi dalam bidang per-BBM-an? Ya, may be !!!

**Itulah dua fenomena yang terjadi  di Republik kita saat ini, rok mini turun dan BBM naik. Lalu kapan ya kira2 BBM turun sedangkan rok mini naik? #eeeh

2 komentar:

  1. seharusnya pemerintah bisa berpikir jernih untuk menaikan BBM, apakah perlu atau tidak, disaat maraknya kasus korupsi yang terjadi. sehingga membuat rakyat ragu apakah benar dana subsidi ini akan dialihkan untuk kesejahteraan rakyat atau tetap masuk ke kantong para koruptor.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya tepat sekali,mungkin jg ini salah satu alibi mereka supaya bisa makan uang rakyat lebih banyak lagi, entah lah

      Hapus

2012-03-22

Rok mini turun, BBM naik !!!

Ditengah maraknya pembahasan mengenai rencana naiknya BBM, DPR juga membuat aturan baru (yang menurut gw agak ga banget) yaitu mengenai rok mini. DPR melarang keberadaan rok mini di gedung mewah itu. Alasan nya sih karena rok mini dianggap tidak sesuai dengan budaya negara kita yang merupakan negara timur yang harus selalu menjaga norma-norma. Namun hal tersebut menurut beberapa perempuan yang bekerja sebagai staf ahli maupun anggota Dewan, aturan tersebut tidak perlu dibuat karena selama ini cara berpakaian wanita yang berada di gedung DPR masih dalam batas kesopanan. Haduuh agak aneh ya, orang2 ber-otak saja cara pakaian nya diatur, apa bedanya sama anak2 TK??. Mungkin rok mini merupakan penyegaran bagi kepala mereka yang sedang pusing, tapi tidak menutup kemungkinan ada juga diantara mereka yang justru tambah pusing ketika di suguhi rok mini didepannya.


Sebenarnya yang pusing saat ini adalah rakyat kecil yang sebentar lagi akan merasakan dampak kenaikan BBM.  Sepanjang dua periode pemerintahan, tercatat Presiden SBY sudah 3 kali pernah menaikkan harga BBM. Harga BBM jenis premium diperkirakan akan meroket hingga Rp 6-7 ribu/liter. Setiap kali BBM akan dinaikkan, asumsi dan logika pemerintah tidak pernah berubah, dari dahulu selalu bersandar pada kenaikan minyak dunia, semakin beratnya beban subsidi yang harus ditanggung negara, dan alasan2 tidak kreatif lain nya. Klo benar demikian kenapa kenaikan BBM selalu memunculkan keributan dengan banyaknya aksi demo diseluruh nusantara??, bahkan di DPR sendiri terjadi pro kontra. Dipastikan klo benar pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, akan memberikan efek ganda (efek domino) pada kehidupan riil masyarakat. Harga2 komoditi lainnya akan ikut melambung. Dan biaya hidup masyarakat akan semakin tinggi. Apa yang harus mereka perbuat coba? Untuk makan sehari2 saja sudah sulit. Ibarat pribahasa hidup segan mati pun tak mau. Meski kenaikan BBM oleh pemerintah direncanakan hanya berlangsung selama 9 bulan, tapi apa yakin harga bahan kebutuhan pokok yang ikut naik bersama harga BBM akan turun setelah 9 bulan mendatang??.

Lalu adakah solusi lain selain menaikkan harga BBM ketika harga minyak dunia naik?. Ayo lah jangan hanya demo dan sibuk koar2 menyalahkan pemerintah, tapi disuruh cari solusi malah hanya duduk anteng. Apa lagi untuk para pengguna almamater yang sibuk ber-orasi diiringi aksi2 anarkis yang sama sekali tidak mencerminkan ke-cerdas-an nya. Selama ini pemerintah berulang kali memutuskan kenaikan BBM dengan alasan tidak ada solusi lain yang terbaik selain menaikkan harga BBM.  Pemerintah berupaya untuk menguragi subsidi BBM untuk meringankan APBN negara. Tapi sepertinya alasan ini kurang tepat. Karena penambahan pendapatan negara menurut RUU APBNP 2012 ada dari beberapa sumber yang bisa dimanfaatkan pemerintah.

Beberapa opsi solusi pun bermunculan:
1.    Apabila ada penambahan dari migas, dan penerimaan pendapatan lain seperti pajak perdagangan internasional Rp 4 triliun, hasil penghematan anggaran K/L sebesar Rp18 triliun. Dana tersebut sudah lebih dari cukup untuk membiayai subsidi BBM dan LPG dari Rp123,6 triliun menjadi Rp137,4 triliun.
2.    Memperbanyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas, sebagai alternatif bahan bakar bagi masyarakat.
3.    Memperbaiki sarana pra-sarana dan infrastruktur agar peghasilan masyarakat bisa meningkat. Dengan begitu maka akan meningkatkan daya beli masyarakat. Jika daya beli masyarakat telah tinggi barulah kenaikan BBM dinilai tepat untuk diterapkan.
4.    Membuka kran bagi kebebasan setiap pengusaha pribumi bergerak dalam bidang industri BUMN. Harapannya, masalah harga BBM tidak melulu menjadi kebijakan strategis dan otoriter bagi pemerintah. Melainkan menjadi kebijakan pasar yang lebih demokratis, sebagaimana harga beras dan harga air mineral.
5.    Memaksimalkan berbagai penelitian dan inovasi yang bisa menginspirasi adanya sumber bahan bakar baru di Indonesia. Wilayahnya ini merupakan tanggung jawab para peneliti dan akademisi kampus. Seyogyanya mereka semakin intensif dalam menggalakkan penelitian-penelitian revolusioner di masa mendatang.

Satu hal yang patut kita pertanyakan adalah, mengapa di tengah harga BBM yang mahal, dan akan terus mengalami kenaikan harga, justru permintaan masyarakat akan kendaraan motor dan mobil pribadi terus mengalami peningkatan tajam?? Lantas mana yang benar dan sahlah, adanya rencana kenaikan harga BBM mestinya memberi efek jera kepada para calon pembeli dan pengusaha kendaraan bermotor dalam membatasi jumlah produksinya, tetapi kenapa malah berlaku hukum sebaliknya??. Ataukah ada rencana kenaikan harga BBM itu hanya sebagai strategi politik para pejabat negara (antara pejabat eksekutif dan yudikatif) untuk menaikkan gaji mereka dan memberikan peluang manis bagi mereka melakukan praktik-praktik korupsi dalam bidang per-BBM-an? Ya, may be !!!

**Itulah dua fenomena yang terjadi  di Republik kita saat ini, rok mini turun dan BBM naik. Lalu kapan ya kira2 BBM turun sedangkan rok mini naik? #eeeh

2 komentar:

  1. seharusnya pemerintah bisa berpikir jernih untuk menaikan BBM, apakah perlu atau tidak, disaat maraknya kasus korupsi yang terjadi. sehingga membuat rakyat ragu apakah benar dana subsidi ini akan dialihkan untuk kesejahteraan rakyat atau tetap masuk ke kantong para koruptor.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya tepat sekali,mungkin jg ini salah satu alibi mereka supaya bisa makan uang rakyat lebih banyak lagi, entah lah

      Hapus