Ditengah
maraknya pembahasan mengenai rencana naiknya BBM, DPR juga membuat aturan baru (yang
menurut gw agak ga banget) yaitu mengenai rok mini. DPR melarang keberadaan rok
mini di gedung mewah itu. Alasan nya sih karena rok mini dianggap tidak sesuai dengan
budaya negara kita yang merupakan negara timur yang harus selalu menjaga
norma-norma. Namun hal tersebut menurut beberapa perempuan yang bekerja sebagai
staf ahli maupun anggota Dewan, aturan tersebut tidak perlu dibuat karena
selama ini cara berpakaian wanita yang berada di gedung DPR masih dalam batas
kesopanan. Haduuh agak aneh ya, orang2 ber-otak saja cara pakaian
nya diatur, apa bedanya sama anak2 TK??. Mungkin rok mini merupakan penyegaran
bagi kepala mereka yang sedang pusing, tapi tidak menutup kemungkinan ada juga
diantara mereka yang justru tambah pusing ketika di suguhi rok mini didepannya.
Sebenarnya yang pusing saat ini adalah rakyat kecil yang sebentar lagi akan merasakan dampak kenaikan BBM. Sepanjang dua periode pemerintahan, tercatat Presiden SBY sudah 3 kali pernah menaikkan harga BBM. Harga BBM jenis premium diperkirakan akan meroket hingga Rp 6-7 ribu/liter. Setiap kali BBM akan dinaikkan, asumsi dan logika pemerintah tidak pernah berubah, dari dahulu selalu bersandar pada kenaikan minyak dunia, semakin beratnya beban subsidi yang harus ditanggung negara, dan alasan2 tidak kreatif lain nya. Klo benar demikian kenapa kenaikan BBM selalu memunculkan keributan dengan banyaknya aksi demo diseluruh nusantara??, bahkan di DPR sendiri terjadi pro kontra. Dipastikan klo benar pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, akan memberikan efek ganda (efek domino) pada kehidupan riil masyarakat. Harga2 komoditi lainnya akan ikut melambung. Dan biaya hidup masyarakat akan semakin tinggi. Apa yang harus mereka perbuat coba? Untuk makan sehari2 saja sudah sulit. Ibarat pribahasa hidup segan mati pun tak mau. Meski kenaikan BBM oleh pemerintah direncanakan hanya berlangsung selama 9 bulan, tapi apa yakin harga bahan kebutuhan pokok yang ikut naik bersama harga BBM akan turun setelah 9 bulan mendatang??.
Lalu
adakah solusi lain selain menaikkan harga BBM ketika harga minyak dunia naik?. Ayo
lah jangan hanya demo dan sibuk koar2 menyalahkan pemerintah, tapi
disuruh cari solusi malah hanya duduk anteng. Apa lagi untuk para pengguna
almamater yang sibuk ber-orasi diiringi aksi2 anarkis yang sama sekali
tidak mencerminkan ke-cerdas-an nya.
Selama ini pemerintah berulang kali memutuskan kenaikan BBM dengan
alasan tidak ada solusi lain yang terbaik selain menaikkan harga BBM. Pemerintah
berupaya untuk menguragi subsidi BBM untuk meringankan APBN negara. Tapi sepertinya
alasan ini kurang tepat. Karena penambahan pendapatan negara menurut RUU APBNP
2012 ada dari beberapa sumber yang bisa dimanfaatkan pemerintah.
Beberapa
opsi solusi pun bermunculan:
1. Apabila
ada penambahan dari migas, dan penerimaan pendapatan lain seperti pajak
perdagangan internasional Rp 4 triliun, hasil penghematan anggaran K/L sebesar
Rp18 triliun. Dana tersebut sudah lebih dari cukup untuk membiayai subsidi BBM
dan LPG dari Rp123,6 triliun menjadi Rp137,4 triliun.
2. Memperbanyak
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas, sebagai alternatif bahan bakar bagi
masyarakat.
3. Memperbaiki
sarana pra-sarana dan infrastruktur agar peghasilan masyarakat bisa meningkat.
Dengan begitu maka akan meningkatkan daya beli masyarakat. Jika daya beli
masyarakat telah tinggi barulah kenaikan BBM dinilai tepat untuk diterapkan.
4. Membuka
kran bagi kebebasan setiap pengusaha pribumi bergerak dalam bidang industri
BUMN. Harapannya, masalah harga BBM tidak melulu menjadi kebijakan strategis
dan otoriter bagi pemerintah. Melainkan menjadi kebijakan pasar yang lebih
demokratis, sebagaimana harga beras dan harga air mineral.
5. Memaksimalkan
berbagai penelitian dan inovasi yang bisa menginspirasi adanya sumber bahan
bakar baru di Indonesia. Wilayahnya ini merupakan tanggung jawab para peneliti
dan akademisi kampus. Seyogyanya mereka semakin intensif dalam menggalakkan
penelitian-penelitian revolusioner di masa mendatang.
Satu
hal yang patut kita pertanyakan adalah, mengapa di tengah harga BBM yang mahal,
dan akan terus mengalami kenaikan harga, justru permintaan masyarakat akan
kendaraan motor dan mobil pribadi terus mengalami peningkatan tajam?? Lantas
mana yang benar dan sahlah, adanya rencana kenaikan harga BBM mestinya memberi
efek jera kepada para calon pembeli dan pengusaha kendaraan bermotor dalam
membatasi jumlah produksinya, tetapi kenapa malah berlaku hukum sebaliknya??. Ataukah
ada rencana kenaikan harga BBM itu hanya sebagai strategi politik para pejabat negara
(antara pejabat eksekutif dan yudikatif) untuk menaikkan gaji mereka dan
memberikan peluang manis bagi mereka melakukan praktik-praktik korupsi dalam
bidang per-BBM-an? Ya, may be !!!
**Itulah
dua fenomena yang terjadi di Republik kita saat ini, rok mini turun dan
BBM naik. Lalu kapan ya kira2 BBM turun sedangkan rok mini naik?
#eeeh
seharusnya pemerintah bisa berpikir jernih untuk menaikan BBM, apakah perlu atau tidak, disaat maraknya kasus korupsi yang terjadi. sehingga membuat rakyat ragu apakah benar dana subsidi ini akan dialihkan untuk kesejahteraan rakyat atau tetap masuk ke kantong para koruptor.
BalasHapusYa tepat sekali,mungkin jg ini salah satu alibi mereka supaya bisa makan uang rakyat lebih banyak lagi, entah lah
Hapus